SELAMAT DATANG di http://machfudzekoarianto.blogspot.com/

Selamat datang bagi teman-teman semuanya, mari kita berbagi ilmu di blog ini. mudah-mudahan blog ini bermanfaat bagi kita semua.

Sabtu, 01 Mei 2010

DISENTRI AMUBIASIS

DISENTRI AMUBIASIS
Disusun dan diajuakan guna memenuhi tugas mandiri
Mata Kuliah: Analisis Kualitas Lingkungan 2
Dosen Pengampu:
Surahma asti mulasari S.Si.M.Kes



Disusun Oleh:

Machfudz eko arianto
08029074

Semester/ Prodi: 4b / IKM

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini ”DISENTRI” sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.


Yogyakarta, 26 April 2010


Penulis,








BAB I
PENDAHULUAN

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air.
Air adalah senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu atom oksigen menjadi H2O. Air dapat ditemukan dalam tiga wujud, yaitu : padat, cair, dan gas. Lebih dari 70% permukaan bumi tertutup lapisan air, baik sebagai air samudra, air laut, air tanah, danau, sungai, gletser, salju, maupun uap air di atmosfer. Seluruh lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi tersebut disebut hidrosfer. Air merupakan salah satu sumber daya secara alamiah dapat diperbaharui (renewable). Air mempunyai daya regerenasi dalam suatu sirkulasi yang disebut siklus air (water circle). Pemanasan air laut oleh sinar matahari dapat terus menerus berlangsung.
Air merupakan mineral yang sangat vital bagi tubuh manusia. Apa saja fungsi air bagi tubuh. menurut dr.Tan Shot, Yen, M.Hum, medical doctor

• Air mencegah kerusakan DNA dan membuat perbaikannya lebih efisien.

• Air meningkatkan efisiensi sistem kekebalan di sumsum tulang, termasuk menghadapi kanker.

• Air adalah pelarut utama semua makanan, vitamin, dan mineral; dipergunakan untuk memecah bahan-bahan tersebut dan metabolismenya serta asimilasinya.

• Air memberikan energi kepada makanan, sehingga partikel makanan dapat menyediakan energi selama proses pencernaan.

• Air dipergunakan sebagai penghantar semua zat dalam tubuh.

• Air meningkatkan efisiensi sel darah merah menangkap oksigen di paru-paru.

• Air membersihkan buangan racun dari berbagai bagian tubuh dan membawanya ke hati dan ginjal untuk dibuang.

• Air adalah pelumas utama di sel sendi dan membantu mencegah rematik dan sakit pinggang.

• Air penting untuk sistem pendinginan tubuh (melalui keringat) dan pemanasan tubuh (elektrikal).

• Air membantu menurunkan stres, kegelisahan, dan depresi.


Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relative bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Dari hari ke hari bila diperhatikan, makin banyak berita-berita mengenai pencemaran air.
Air bisa menjadi media penularan penyakit, adapun sebagian contoh penyakit yang media penularannya melalui air adalah tifus, kolera dan disentri







BAB II
PEMBAHASAN

DISENTRI
Penyakit disentri merupakan peradangan pada usus besar. Gejala penyakit ini ditandai dengan sakit perut dan buang air besar encer secara terus-menerus (diare) yang bercampur lendir, nanah, dan darah.
Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu disentri amuba dan disentri basiler. Disentri amuba disebabkan oleh infeksi parasit Entamoeba histolytica dan disentri basiler disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella.
Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Lalat merupakan serangga yang hidup di tempat yang kotor dan bau, sehingga bakteri dengan mudah menempel di tubuhnya dan menyebar di setiap tempat yang dihinggapi.
Bakteri masuk ke dalam organ pencernaan mengakibatkan pembengkakan hingga menimbulkan luka dan peradangan pada dinding usus besar. Inilah yang menyebabkan kotoran penderita sering kali tercampur nanah dan darah. Gejala yang akan dialami penderita disentri biasanya berupa mencret dan perut mulas, bahkan sering kali penderita merasakan perih di anus akibat terlalu sering buang air.
Serupa dengan penanganan penyakit gangguan pencernaan lainnya, penderita disentri harus segera mendapat asupan cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Dalam keadaan darurat, dehidrasi ringan dapat diatasi dengan pemberian oralit. Jika cairan yang hilang tidak segera tergantikan, dapat menyebabkan kematian pada penderita.



DISENTRI AMUBIASIS

A. DEFINISI
Amubiasis ialah infeksi pada usus besar disebabkan oleh Entamoeba histolytica. Pada sebagian manusia, merupakan carrier asimtomatik, tetapi penyakitnya bervariasi dari diare ringan yang kronis sampai disentri berat. Diantara komplikasi ekstraintestinal, yang paling sering timbul ialah abses hati, yang bisa rupture kedalam peritoneum, pleura, paru-paru atau pericardium.

B. PENYEBAB (Etiologi)
Ada 7 spesies amuba yang secara alamiah menjadi parasit di dalam mulut dan usus manusia, tapi hanya E. histolytica yang dapat menimbulkan penyakit. Entamoeba histolytica terdapat dalam dua bentuk: bentuk trofozoit yang motil dan bentuk kista.
Trofozoit merupakan bentuk parasit, berada di dalam lumen atau pada dinding kolon, membelah menjadi dua bagian yang sangat besar, paling baik tumbuh dalam keadaan anaerobic yang memerlukan adanya bakteri atau substrat jaringan untuk memenuhi nutrisinya. Jika terjadi diare, trofozoit akan berada dalam tinja cair dengan bentuk tak berubah , yang dapat dibedakan dari diameternya (10-20 µm), arah geraknya, ektoplasma jernih dengan batas jalas dengan sedikit pseudopida berbentuk jari dan endoplasma bergranula halus. Pada disentri, trofozoitnya lebih besar (50 µm) dan sering mengandung eritrosit yang dimakannya. Jika tak ada diare, trofozoit di tutup oleh kista sebelum meninggalkan usus,. Kista tersebut sangat resisten terhadap perubahan ligkungan, terhadap kadar klor di system purifikasi air dan asam lambung. Dengan pengecualian yang jarang, ia bertanggung jawab bagi transmisi penyakit ini. Kista-kista muda mempunyai inti tunggal, vakuol glikogen dan kadang-kadang badan kromatin yang berbentuk sosis. Jika kista menjadi matur, ia mengabsorbsi sitoplasma vakuolnya dan mempunyai 4 inti. Kista E. histolytica dapat dibedakan dari entamoeba coli dengan adanya 1-4 inti dengan kariosomsentral yang kecil dan kromatin perifer yang halus dan adanya badan-badan kromatoid tebal dengan ujung yang bulat.


C. PATOGENESIS DAN PERUBAHAN ANATOMIK
Sesudah ditelen, kista-kista mengalami pembelahan inti lebih lanjut. Di dalam usus halus, dinding kista mengalami desintegrasi dan dikeluarkanlah trofozoit. Amuba yang belum matur terbawa kedalam usus besar, pada mana ia hidup didalam lumen usus sebagai komensal yang memekan bakteri dan debris. Suatu saat amuba bisa menginvasi mukosa, menyebabkan userasi yang cukup luas untuk menimbulkan gejala-gajala. Factor penyebab terjadinya keadaan ini belum seluruhnya dimengerti, tetapi keadaan hospes dan virulensi organism yang menginveksi memegang peranan. Bukti epidemiologic menunjukan bahwa strain amuba yang asli dari iklim sedang umumnya avirulen. Tapi telah terlihat sifat invasive bukan merupakan sifat-strain yang stabil. Hal tersebut dapat menghilang sesudah kultur invitro yang terus menerus atu dipertinggi dengan lintasan binatang yang cepat. Virulensi berbagi strain E. histolytica tergantung atas hubungannya dengan bakteri yang hidup.
Ulkus amubik pada dinding usus adalah khas. Defek mukosa yang kecil diatas daerah lorong nekrosis yang besar didalam submukosa dan muskularis, sehingga menimbulkan lesi berbentuk botol. Tampak sedikit respon radang akuta dan berbeda dari gambaran disentri basiler, mukosa di antara ulkus adalah normal. Dalam frekuensi yang berurutan, ia mengenai sekum dan kolon, asenden, rectum, sigmoid, apendiks dan ilium terminalis. Dalam sekum dan sigmoid, infeksi kronik menimbulkan pembentukan masa jaringan granulasi yang besar atau amuboma. Amuba dapat memasuki sirkulasi portal dan tersangkut di dalam venula: nekrosis mencair jaringan hati menyebabkan pembentukan kavitas asbes. Kadang-kadang embolisasi menyebabkan abses paru, otak, atau limpa.

D. MANIFESTASI KLINIK
Orang pengeluar kista asimtomatik. Pada umumnya penderita dengan bentuk amubiasis yang umum ini. E. histolytica mungkin hidup sebagai komensal didalam lumen usus. Orang- orang yang mendapat infeksi pada iklim sedang tak mendapat gangguan jaringan yang nyata. Tetapi kadang-kadang timbul juga invasi, maka dibenarkan pengobatan terhadap orang pengeluar kista.



• Gejala klinis
Buang air besar berisi darah atau lendir,sakit perut,hilangnya selera makan,turun berat badan, demam, dan rasa dingin. Yang adakalanya, infeksi/peradangan dapat menyebar sampai ke bagian lain badan dan menyebabkan suatu bisul seperti amuba. Salah satu dari organ/ bagian badan yang paling sering terpengaruh adalah hati. Ini dikenal sebagai hepatic amoebiasis.

E. DIAGNOSA LABORATORIUM
Diagnosa disentri amuba usus didasarkan atas identifikasi organisme itu dari tinja atau jaringan. Tinja yang terbentuk mula-mula diperiksa dalam preparat basah dengan saline atau yodium untuk mencari kista amuba; metode kosentrasi seperti teknik formalin eter meningkatkan hasil penemuan tersebut 2-3 kali. Pemberian warna supravital seperti biru metilen yang dibufer ke larutan saline memperjelas gambaran inti dan mengurangi salan taksir antara leukosit fakal dengan trombosit amuba. Identifikasi E.histolytica memerlukan pemeriksaan preparat yang sudah diwarnai premanen dari material yang diawetkan dengan polivinil alcohol. Diperlukan micrometer okuler untuk membedakan E. hartmanni dari keluarganya yang lebih besar. Untuk itu sebaiknya tinja diperiksa sebelum pemberian obat-obatan antimikroba, antidiare atau preparat antisida, sebab semua obat-obatan ini mempengaruhi usaha menemukan amuba. Demikian pula pemberian enema dan prosedur radiologic yang memakai barium sulfat sebaiknya ditunda sampai selasai pemeriksaan E. histolytica.
Sukar membuat diagnosa disentri amuba ekstraintestinalis. Biasanya tak dapat ditemukan parasit dari tinja atau jaringan. Mungkin melakukan biakan amuba dari tinja atau jaringan. Mungkin melekukan biakan amuba dari tinja atau pus tetapi kebanyakan laboratorium tak bisa melakukannya. Prosedur diagnose terpenting pada yang dicurigai menderita abses hepatica adalah ba. Responnya sering dramatic selama 3hari.
Tes-tes serologi yang memakai antigen murni adalah positif pada hampir semua penderita yang terbukti menderita abses hepatica amuba dan pada sebagian besar penderita disentri amuba akuta. Tes-tes ini umumnya negatife pada orang pengeluar kista yang asimtomatik, menggambarkan bahwa diperlukan invasi kejaringan untuk pembentukan antibody.

F. PENGOBATAN
Seharusnya pengobatan bertujuan menghilangkan gejala-gejala, mengembalikan kehilangan cairan, elektrolit, dan darah serta eradiksi organism ini. Amuba bisa ditemukan didalam lumen usus, dinding usus atau ekstraintestinal. Kebanyakan amubisid tak efektif untuk semua tempat atau jika dipergunakan tunggal dan sering diperlukan kombinasi obat-obatan untuk mendapatkan kesembuhan. Obat-obatan yang ada berdasarkan tempat kerjanya dibagi dalam beberapa katagori berbeda, seperti yang dijelaskan di bawah ini.

1. AMUBISID LUMINAL
Obat oral ini bekerja dengan berkontak langsung terhadap trofozoit di dalam lumen usus, tetapi tak efektif terhadap amuba di dalam jaringan. Dari obat-obatan yang ada, Dikloksanid furoat (Furamide) adalah salah satu yang paling efektif dan bisa ditoleransi dengan baik, tetapi memiliki efek samping yakni flatulensi.
Diyodohidroksikuin efekti pada 60-70% kasus. Karena obat ini analog yodoklorhidroksikuin (Entero-Vioform) maka sesudah penggunaan jangka panjang dapat timbul neuropati mieloopitika, tapi kasus ini hanya timbul jika obat digunakan pada dosis tinggi.

2. AMUIBISID JARINGAN
Klorokuin difosfat (Aralen) adalah amubisid sistimatik yang berguna pada penyakit hati karena konsentrasinya yang paling tinggi di dalam hati, dan aktifitas di tempat lain rendah.
Emetin adalah derivate alkaloid ipekak. Jika diberikan intramuskuler, obat ini efektif membasmi trofozoit di dalam jaringan termasuk yang di dinding usus. Obat ini efektif terhadap amuba luminal. Emetin relative toksik dan bisa menimbulkan vomitus, diare, kejang abdomen, kelemahan, nyeri otot, takikardia, hipotensi, nyeri prekordial dan kelainan elektrokardiografik.
Metronidazol (Flagyl) bersifat unik karena aman dan efektif terhadap trofozoit di semua tempat, intestinal atau ekstraintestinal. Ia merupakan obat terpilih untuk kebanyakan bentuk amubisis. Untuk amubiasis intestinal diberikan pada dosis 750mg 3kali/ hari selama 5-10 hari. Pada amibiasis hepatica, efektif dengan dosis yang lebih rendah. Metronidazol mempunyai kerja seperti Antabuse dan selama pemberian obat ini dilarang meminim alcohol.

G. PENCEGAHAN
• Dengan mencegah kontaminasi makanan dan air, sayur yang dicuci dengan air hangat, pemakaian tablet yang mengeluarkan yodium di dalam air minum (klor dalam bentuk halazon tak efektif) merupakan cara yang berguna.
• Perbaikan sanitasi umum serta mendeteksi orang yang mengeluarkan kista dan menjauhkannya dari tugan menangani makanan, tetapi pemisahan dari carrier seperti itu jarang dilakukan. Pengontrolan masyarakat untuk penyakit amuba dengan pengobatan masal periodic dengan metronidazol dan diloksanid furoat telah dilaksanakan di beberapa daerah.















BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
• Penyakit disentri merupakan peradangan pada usus besar. Gejala penyakit ini ditandai dengan sakit perut dan buang air besar encer secara terus-menerus (diare) yang bercampur lendir, nanah, dan darah.
• Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu disentri amuba dan disentri basiler. Disentri amuba disebabkan oleh infeksi parasit Entamoeba histolytica dan disentri basiler disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella.
• Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Lalat merupakan serangga yang hidup di tempat yang kotor dan bau, sehingga bakteri dengan mudah menempel di tubuhnya dan menyebar di setiap tempat yang dihinggapi.
• Amubiasis ialah infeksi pada usus besar disebabkan oleh Entamoeba histolytica
• Obat disentri yang ada berdasarkan tempat kerjanya dibagi dalam beberapa katagori berbeda, seperti yang dijelaskan di bawah ini :
 AMUBISID LUMINAL
 AMUIBISID JARINGAN
• Pencagahan yang harus dilakukan :
- Dengan mencegah kontaminasi makanan dan air, sayur yang dicuci dengan air hangat, pemakaian tablet yang mengeluarkan yodium di dalam air minum (klor dalam bentuk halazon tak efektif) merupakan cara yang berguna.
- Perbaikan sanitasi umum serta mendeteksi orang yang mengeluarkan kista dan menjauhkannya dari tugan menangani makanan, tetapi pemisahan dari carrier seperti itu jarang dilakukan. Pengontrolan masyarakat untuk penyakit amuba dengan pengobatan masal periodic dengan metronidazol dan diloksanid furoat telah dilaksanakan di beberapa daerah.

B. SARAN-SARAN
Adapun sarn penulis kepada para pembaa adalah hendaknya menjaga kontaminasi makanan dan air, sayur yang dicuci dengan air hangat, pemakaian tablet yang mengeluarkan yodium di dalam air minum (klor dalam bentuk halazon tak efektif) merupakan cara yang berguna.

















DAFTAR PUSTAKA

WHO, Development of Vaccine Against Cholera and Diarhea due to Enterotoxigenic Esheriehia Coli : Memorandum from WHO Meeting. Bull WHO 68: 1990. 308 312.

Biro Pusat Statistik Kantor Menteri Negara Kependudukan / Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan, Demographic and Health Surveys Macro, Internationale Inc, Survai Demografi dan Kesehatan. 1997.

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Ditjen PPM & PLP). Departemen Kesehatan RI; Badan Koordinasi Gastrointerologi Anak Indonesia. Tatalaksana Kasus Diare Bermasalah. 1999.

Djauhari Ismail, R Sutrisno, Manginah PA dan Retnohastuti, Pengertian Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap Diare. Kumpulan Naskah PITV, BKGAI (Badan Koordinasi Gastro Interologi Anak Indonesia) 1997.

Hoesadha J. Disentri. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam jilid I Ed II, hal: 46-8. Penerbit: Balai Penerbit FKUI. 1983

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_EpidemiologiDisentri.pdf/08_EpidemiologiDisentri.html

http://aamhabank.blogspot.com/2009/03/disentri-amubiasis.html

KOLERA

KOLERA
Disusun dan diajuakan guna memenuhi tugas mandiri
Mata Kuliah: Analisis Kualitas Lingkungan 2
Dosen Pengampu:
Surahma asti mulasari S.Si.M.Kes



Disusun Oleh:
Melly sawitri
08029110
Semester/ Prodi: 4b / IKM

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2010
KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam yang setia membimbing hamba-hamba-Nya. Atas bantuan dan tuntunan-Nya penyusunan makalah dengan judul” KOLERA ” dapat diselesaikan.
Penyusun telah berusaha menampilkan makalah ini dalam kondisi yang terbaik dan setepat mungkin, namun karena keterbatasan dan kelemahan yang ada, pasti terbuka kemungkinan kesalahan. Untuk itu penyusun mengharap masukan positif dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini.
Dengan penuh kerendahan hati, penyusun menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang langsung maupun tidak langsung, turut andil dan memotivasi penyelesaian makalah ini
Akhirnya, semoga makalah ini membawa manfaat untuk penulis dan pembaca. Amin.


Penyusun, 26 April 2010

Penulis




BAB 1
PENDAHULUAN
Kolera adalah penyakit kemiskinan, dan berhubungan erat dengan sanitasi yang buruk dan kurangnya air minum bersih. Pada sebagian besar kasus, hal itu ditandai dengan akut, diare berair sedalam-dalamnya satu atau beberapa hari lamanya. Dalam bentuknya yang paling ekstrem, ini adalah salah satu yang paling fatal penyakit menular dengan cepat diketahui. Beban penyakit global diperkirakan 3-5 juta kasus dan 100 000-130 000 kematian per tahun, dengan kedua anak-anak dan orang dewasa yang terkena dampak. Selama tahun-tahun terakhir, berlarut-larut wabah telah terjadi di Angola, Ethiopia, Somalia, Sudan, dan Vietnam utara. Epidemi di Zimbabwe berlangsung selama hampir satu tahun dan tersebar di seluruh negeri (dengan lebih dari 98 000 kasus termasuk lebih dari 4 000 kematian seperti pada akhir Juli 2009) dan untuk tetangga Zambia dan Afrika Selatan.

Sebuah update untuk posisi WHO makalah tentang vaksin kolera (pertama diterbitkan pada tahun 2001) yang diterbitkan di Weekly Epidemiological Record WHO pada 26 Maret 2010. Mengingat ketersediaan dua vaksin kolera oral dan data tentang kemanjuran mereka, bidang-efektivitas dan kelayakan, vaksin ini harus digunakan, dalam hubungannya dengan pencegahan dan pengendalian strategi, di daerah di mana penyakit ini endemik. Penggunaan vaksin juga harus dipertimbangkan di daerah beresiko untuk wabah. Kedua vaksin telah ditunjukkan untuk memberikan perlindungan dari> 50% yang berlangsung selama dua tahun di situasi endemik. Satu, Dukoral, telah ditunjukkan untuk memberikan jangka pendek yang tinggi perlindungan dalam semua kelompok umur di 4-6 bulan setelah vaksinasi, dan juga memberikan perlindungan jangka pendek terhadap Enterotoxigenic Escherichia coli. Yang lain, izin sebagai mORCVAX di Vietnam dan di India Shanchol, telah menunjukkan perlindungan jangka panjang pada anak-anak di bawah lima-tahun, tidak memerlukan air untuk administrasi, memerlukan lebih sedikit ruang penyimpanan dan lebih murah untuk diproduksi.

Vaksinasi harus dilaksanakan sebagai bagian dari program yang komprehensif untuk mencegah dan mengendalikan kolera. Program juga harus mencakup perawatan yang tepat untuk orang dengan kolera (terutama prompt rehidrasi), dan kualitas air dan perbaikan sanitasi



















BAB II
PEMBAHASAN
KOLERA
Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi.
Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).

•Penyebaran Penularan Penyakit Kolera
Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik. Meskipun sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, Bahkan air tersebut (seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya.


•Gejala dan Tanda Penyakit Kolera
Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yg dialami.

Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain ialah :
- Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
- Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
- Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
- Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
- Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya.
- Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
- Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.

•Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kolera
Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mandapatkan penaganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi.
Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang wabah penyakit kolera pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapat diatasi (meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat penanganan kurang adekuat meninggal dunia. (massachusetts medical society, 2007 : Getting Serious about Cholera).

•Pencegahan Penyakit kolera
Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.
Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita.

Epidemiologi Kolera
John Snow
John Snow (1813-1858), seorang dokter di London, sebenarnya lebih dikenal di bidang anestesi karena perannya membantu Ratu Victoria melahirkan kedua putranya dengan menggunakan kloroform. Namun, berkat minat dan upayanya selama bertahun-tahun mencatat, mengamati, dan memetakan kejadian wabah kolera di daerahnya yang kemudian dibukukan dan diterbitkannya sendiri dengan judul On the Mode of Communication of Cholera, namanya dikenang hingga kini. Penelitiannya menjadi mahakarya klasik di bidang

epidemiologi dan berbagai kajian tentang penelitiannya masih ditulis oleh para ahli di beberapa jurnal kedokteran terkemuka hingga kini. Pada masa-masa itu yang menjadi masalah sosial yang utama adalah wabah kolera, yang cara penularannya belum diketahui. Penyakit ini secara berkala melanda Benua Eropa dan menimbulkan angka kematian yang tinggi. Setelah mewabah Benua Eropa secara hebat pada tahun 1832, penyakit ini kemudian mengancam Kota London pada tahun 1848 dan 1853. Snow membuat catatan-catatan tentang kejadian kasus dan kematian yang terjadi serta berusaha merangkainya mencari jawab terhadap penyakit kolera ini. Dalam epidemi tahun 1848, kematian karena kolera terutama dijumpai di daerah selatan Sungai Thames dan semakin berkurang pada daerah yang semakin jauh dari sungai. Banyaknya kematian ditemukan terutama pada daerah yang kebutuhan airnya dipasok oleh dua perusahaan air (minum) swasta, Southwark and Vauxhal Water Company dan Lambeth Water Company. Kedua perusahaan tersebut mendistribusikan air yang diambil dari Sungai Thames melalui jaringan pipa ke rumah-rumah penduduk. Persaingan di antara kedua perusahaan tersebut membuat jaringan pipa yang berada di sebelah selatan Kota London kala itu dapat dikatakan semrawut, dan merupakan salah satu faktor yang menyulitkan Snow dalam penelitiannya. Hal-hal inilah yang dapat dihasilkan dari pengamatan Snow, sampai kejadian epidemic berikutnya pada tahun 1853. Sementara itu, antara tahun 1848 sampai 1853, dapat dikatakan London bebas dari kolera. Ketika wabah kolera kembali menjangkiti Kota London pada bulan Juli 1853, Snow kembali melakukan penyelidikan di daerah selatan Sungai Thames seperti kejadian epidemi yang lalu. John Snow mendatangi rumah-rumah yang terkena musibah dan mengadakan penelitian tentang sumber air yang digunakan dalam rumah-rumah itu. Menurut catatannya, jumlah kematian pada rumah yang mendapat distribusi dari Southwark and Vauxhall Company jauh lebih besar daripada yang mendapat distribusi baik dari Lambeth Company maupun dari perusahaan lainnya ataupun dari sumber air lainnya, seperti dari sumur. Berdasarkan pengamatannya selama itu, Snow memiliki dugaan kuat bahwa terdapat hubungan antara penyakit kolera dan air. Mungkin Snow dengan penyelidikannya itu tidak akan dikenal luas seandainya tidak terjadi wabah kolera pada tahun berikutnya. Dia meneruskan pencatatan yang dilakukan seperti pada wabah sebelumnya dan mendapati temuan yang senada dengan penelitian sebelumnya. Ditengah kesibukannya mengadakan penelitian itu, Snow tertarik dengan data tentang kematian sebesar 616 orang di daerah Soho, di dekat rumahnya di Piccadilly. Menurut Snow, kejadian kolera di daerah tersebut dapat dikatakan merupakan kejadian terburuk di negerinya. Tidak seperti di bagian selatan Sungai Thames, distribusi air di daerah itu dilayani oleh perusahaan New River dan Grand Junction. Mutu air yang diproduksi oleh kedua perusahaan tersebut sangat jelek serta mengalir rata-rata hanya dua jam sehari. Hal itu membuat banyak penduduk daerah tersebut mencukupi kebutuhan airnya dari sumursumur yang terdapat di daerah tersebut, yang airnya lebih jernih. Kemudian Snow memetakan semua kasus kematian itu dan perhatiannya tertuju pada banyaknya kematian di sekitar sumur yang terletak di Broad Street.














BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
- Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
- Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.
- Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.

B. SARAN-SARAN
Adapun saran penulis kepada pembaca adalah hendaknya para pembaca selalu melakukan hidup bersih, melakukan sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.




C. PERTANYAAN SEPUTAR KOLERA
1. Apakah kolera itu?
Kolera adalah penyakit diare akut, yang disebabkan oleh infeksi usus akibat terkena bakteria Vibrio Cholerae. Infeksi biasanya ringan atau tanpa gejala, tapi terkadang parah. Kurang lebih 1 dari setiap 20 penderita mengalami sakit yang berat dengan gejala diare yang sangat encer, muntah-muntah, dan kram di kaki. Bagi mereka ini, kehilangan cairan tubuh secara cepat ini dapat mengakibatkan dehidrasi dan shock atau reaksi fisiologik hebat terhadap trauma tubuh. Kalau tidak diatasi, kematian dapat terjadi dalam beberapa jam.

2. Bagaimana seseorang dapat terkena kolera?

Seseorang dapat terkena kolera bila minum air atau makan makanan yang telah terkontaminasi bacteria kolera. Dalam situasi adanya wabah (epidemic), biasanya, tinja orang yang telah terinfeksi menjadi sumber kontaminasi. . Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di tempat yang tidak mempunyai penanganan pembuangan kotoran (sewage) dan pengolahan air minum yang memadai. Bakteria kolera juga dapat hidup di lingkungan air payau dan perairan pesisir. Kerang-kerangan (shellfish) yang dimakan mentah juga dapat menjadi sumber kolera. Biasanya, penyakit ini secara langsung tidak menular dari orang ke orang; karena itu, kontak biasa dengan penderita tidak merupakan resiko penularan.

3. Langkah apa yang harus diambil turis untuk mencegah kolera?

Semua turis ke daerah yang pernah ada kolera sebaiknya menuruti rekomendasi berikut:
• Minum hanya air minum yang telah anda masak atau tambahi kaporit (chlorine) atau yodium.VCMinum yang aman lainnya yaitu teh dan kopi yang dibuat dengan air mendidih, dan minuman botolbersoda tanpa es.
• Makan hanya makanan yang telah benar-benar dimasak dan masih panas, atau buah-buahan yang Anda kupas sendiri.
• Hindari ikan atau kerang-kerangan mentah atau setengah matang, termasuk salad udang mentah (ceviche).
• Makan hanya sayuran yang sudah dimasak, hindari salad.
• Hindari jajanan di pinggir jalan. Pedoman berkhasiat: “Rebus, masak, kupas, atau jangan sama sekali.” (“Boil it, cook it, peel it, or forget it.”)

4. Dapatkah kolera diobati?

Pengobatan Kolera secara mudah dilakukan dengan jalan segera mengganti cairan tubuh dan garam yang hilang akibat diare. Pasien dapat diobati dengan diberikan larutan rehidrasi, yang terdiri dari campuran garam dan gula tertentu yang sudah dikemas, yang harus diminum dalam jumlah banyak. Larutan ini dipakai di seluruh dunia untuk mengobati diare. Di dalam kasus yang parah, pengobatan dilakukan melalui penggantian cairan dengan jalan infus. Dengan cara rehidrasi yang benar, maka kurang dari 1% penderita kolera meninggal. Antibiotik dapat meringankan dan memperpendek masa sakit, tetapi ini tidak sepenting rehidrasi. Orang yang mengalami diare parah dan muntah-muntah harus segera mendapatkan perhatian medis.

5. Dimana tempat turis mendapatkan informasi kolera?

Situasi kolera di dunia berubah-ubah dari waktu ke waktu. Karena itu pengunjung harus mendapatkan informasi terkini mengenai negara yang ingin dikunjungi. Pusat penanggulangan penyakit (Centre for Disease Control) menyediakan nomor telepon yang dapat dipakai para turis untuk memperoleh informasi terbaru mengenai kolera dan penyakit lainnya yang bersangkutan dengan kepentingan pengunjung. Data untuk jasa ini didapatkan dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization). Hubungi nomor telpon 877-FYI-TRIP (394-8747), atau kunjungi http://www.cdc.gov/travel.

DAFTAR PUSTAKA
staf pengajar FK UI, mikrobiologi kedokteran, bina rupa aksara, 1993: Jakarta
persatuan ahli penyakit dalam, jlid 1 edisi ke tiga, balai penerbit FK UI, 1996

Abdul M. I, 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa Aksara; Jakarta Barat

Budiyanto, 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik FKUI ; Jakarta.

http://library.usu.ac.id/download/fk/05010682.pdf

http://gsbs.utmb.edu/microbook/cholera.html

http://carisehat.com/ArtikelBaca/Penyakit_Kolera_%28Cholera%29_cf53b16e-7283-4b83-b867-3f90c525a74b.aspx

MASALAH MENSTRUASI

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak masalah-masalah menstruasi akan mudah teratasi dengan sendirinya, namun jika mereka masih berlangsung, akan sangat berguna bagi wanita untuk mencari ketentraman hati dari dokternya.
Kekhawatiran yang sering muncul adalah ketika menstruasi tidak terjadi ( amenorrhoea). Ini memiliki 2 bentuk : amenorrhoea primer, ketika menstruasi tidak berlangsung dalam masa pubertas, dan amenorhoea sekunder menstruasi berhenti untuk beberapa alasan. Jika menstruasi tidak pernah terjadi mungkin saja terjadi adanya penundaan masa pubertas atau berhubungan dengan permasalan hormonal. Sedangkan amenorhoea, penyebab utamanya bisa dikarenakan kehamilan, namun jika bukan, faktor-faktor emosional mungkin bertanggung jawab atas terjadinya gangguan siklus. Makan tidak teratur, khususnya nervosa ANOREKSIA, dapat menyebabkan amenorrhoea. Hal ini seringkali akibat dari stress- contoh, setelah meninggalkan rumah, perubahan pekerjaan atau urusan patah hati. Mengunjungi dokter untuk melakukan tes sederhana akan memperlihatkan apakah seorang wanita hamil atau tidak; sebaliknya, menstruasi yang jarang pada umumnya tidaklah menjadi perhatian. Dalam sebuah siklus menstruasi ditunjukkan, kwantitas menstruasi mungkin tak sama rata, memanjang atau terjadi dalam interval waktu yang berbeda. Pola menstruasi ini digambarkan sebagai metrorrhagia. Menstruasi yang berlebihan disebut menorrhagia.
Pada wanita muda, masalah serius pada sistem reproduksi jarang terjadi dan sebagian besar masalah yang sering muncul seperti mestruasi berat atau nyeri menstruasi dapat diobati dengan tablet dan sekali pemeriksaan, yang mungkin melibatkan cek pelvic ( vagina), dapat memperlihatkan penyebab secara meyakinkan.
Dampak-dampak kontrasepsi
Diperkirakan bahwa, selama tahun-tahun reproduksi, beberapa masalh menstruasi mungkin dikaitkan dengan pemilihan alat kontrasepsi wanita.
Pil kontrasepsi bekerja dengan turun campur terhadap kendali ovulasi yang dilakukan oleh piutitary, jika ini dilakukan dengan layak, berdasarkan instruksi, ovulasi tidak akan terjadi sama sekali. Ovulasi terjadi di akhir pada masing-masing paket, ketika pill dihentikan selama tujuh hari. Namun pendarahan yang terjadi bukanlah termasuk menstruasi yang alami; ini merupakn suatu buatan yang terjadi karena penurunan masuknya progerteron dan estrogen. Pendarahan biasanya lebih ringan dibandingkan dengan menstruasi normal, dan rasa sakit saat menstruasi biasanya berkurang. Kadang-kadang pendarahan mungkin muncul diantara menstruasi ketika wanita sedang mengkonsumsi pil; ini biasanya merupakan indikasi dosis hormon di dalam pil terlalu rendah untuknya. Jika pendarahan tidak berkesudahan setelah satu atau dua bulan, dokter biasanya meresepkan pil dengan dosis hormon progesteron yang lebih tinggi. Namun demikian, pendarahan kadang-kadang terjadi karena akibat lain dan harus dilaporkan ke dokter.
Pil mini, atau pill progesteron saja, bekerja dengan sedikit berbeda dari pil biasanya. Ovulasi mungkin masih akan berlanjut; pil bekerja dengan menghambat penipisan lendir serviks yang biasanya terkadi di pertengahan siklus menstruasi sehinnga sperma tidak dapat bergerak menuju kedalam uterus. Pendarahan yang tidak teratur adalah efek dsamping umum dari pil ini, tetapi ini bukanlah indikasi dari penurunan keefektivitasan. Mungkin akan ada sejumlah pendarahan kecil diantara menstruasi: kadang-kadang menstruasi muncul lebih sering. Wanita yang mengkonsumsi pil mini ini sebaiknya membuat grafik masa menstruasinyadan pendarahan lain yang mungkin mucul, untuk ditunjukkan kepada dokternya. Jika pendarahan menjadi hal yang menyusahkan, dosis pil yang lebih tinggi boleh diresepkan.
Progesteron juga mungkin diberikan dengan sekali suntikan untuk tindakan yang lama setiap tiga bulan sebagai kontrasepsi. Lagi, ketidakteraturan menstruasi sangatlah umum terjadi. Menstruasi sering berhenti sama sekali setelah suntikan kedua atau ketiga, meskipun pada minggu awal setelah suntikan pertama pendarahan yang sering dan tidak teratur terjadi.
Wanita yang menggunakan gulungan (IUD atau intra-uterine device) mungkin akan mengalami menstruasi yang sedikit berat. Ini mungkin disadari di beberapa bulan pertama setelah gulungan dipasang, tetapi menstruasi akan berhenti kemudian. Namun, jika IUD menyebabkan beberapa ketidaknyamanan atau pendarahan berat, IUD sebaiknya dipindahkan dan alat kontrasepsi lain digunakan. Dokter anda atau klinik keluarga berencana dapat memberikan anjuran untuk anda.
Kapan harus mengunjungi dokter
Empat masalah penting dan akan memberikan alasan untuk mengunjungi dokter sedari dini. Berikut adalah menstruasi yang sangat panjang dan berat yang terjadi dalam waktu yang biasa (menorrhagia); pendarahan setelah berhubungan; pendarahan dari vagina diantara menstruasi; pendarahan dari vagina setelah MONOPOSE. Semua gejala ini, meskipun menimbulkan masalah minor, kadang-kadang bisa merupakan gejala awal kanker rahim, yang dapat disembuhkan jika didiagnosa dan diobati pada tahap awal.
Wanita bertambah tua, ketidakteraturan menstruasi seringkali berhubungan dengan penyakit organ reproduksi. Tes-tes diagnosa, seperti D & C, tampil untuk mengatasi kemungkinan ini; sebaliknyakondisi ini mungkin bisa disembuhkan dengan hormon sex sintetis seperti progesteron. Pada saat monopose, menstruasi biasanya menjadi lebih-dan lebih sering, sebelum akhirnya berhenti. Ini normal dan dibutuhkan untuk pengobatan lebih lanjut.
Seringnya ketidakteraturan pada waktu ini adalah menorrhagia (menstruasi berat). Para dokter sering mencoba meresepkan tablet-tablet hormonal untuk mengendalikan beratnya penyakit-penyakit ini. Sayangnya pengobatan ini tidak selalu bekerja, dan sebuah hysterectomy (pengangkatan rahim) mungkin disarankan sebagai alternatif. Ini adalah keputusan sulit yang harus pasien buat. Dia harus memutuskan apakah gejala-gejalanya cukup kuat untuk menjalani operasi utama atau dia bersiap-siap untuk sabar menghadapi menstruasi beratnya.


B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahnya sebagai berikut:
1. Banyak terjadinya masalah-masalah menstruasi
2. Adanya hubungan antara alat kontrasepsi dan menstruasi
C. BATASAN MASALAH
Dalam makalah ini penulis akan memberikan batasan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Pengertian menstruasi
2. Memahami bagaimana siklus menstruasi
3. Bagaimana cara mengatasi masalah menstruasi
D. TUJUAN
Adapun tujuan penulis untuk membuat makalah ini adalah:
1. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui apa itu menstruasi
2. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui bagaimana siklus menstruasi
3. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui bagaimana cara yang baik untuk mengatasi masalah menstrusai tersebut

E. METODE PENELITIAN
Adapun metode yang penulis lakukan adalah metode pustaka yaitu dengan cara mengumpulkan buku-buku dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan menstruasi







BAB II
PEMBAHASAN
A. MENSTRUASI
Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004)
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan, 1998).
Siklus Menstruasi
1) Gambaran klinis menstruasi
Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi – fase folikular – bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi. Selang waktu antara awal perdarahan menstruasi – fase luteal – relatif konstan dengan rata-rata 14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita (Grenspan, 1998).
Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium.
Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun (Cunningham, 1995).



2) Aspek hormonal selama siklus menstruasi
Mamalia, khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan berbagai organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya pengaturan, koordinasi yang disebut hormon. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target. Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah ;
a) Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis :
• Luteinizing Hormon (LH)
• Folikel Stimulating Hormon (FSH)
• Prolaktin Releasing Hormon (PRH)
b) Steroid ovarium
Ovarium menghasilkan progestrin, androgen, dan estrogen. Banyak dari steroid yang dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal atau dapat dibentuk di jaringan perifer melalui pengubahan prekursor-prekursor steroid lain; konsekuensinya, kadar plasma dari hormon-hormon ini tidak dapat langsung mencerminkan aktivitas steroidogenik dari ovarium.
3) Fase-fase dalam siklus menstruasi
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
a) Fase menstruasi atau deskuamasi
Fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
b) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.
c) Fase intermenstum atau fase proliferasi
Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.


Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
• Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
• Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi.
• Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.
d) Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.
Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
• Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan.
• Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi (Hanafiah, 1997).
4) Mekanisme siklus menstruasi
Selama haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari siklus yang baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai kadar 5 ng/ml (atau setara dengan 10 mUI/ml), dibawah pengaruh sinergis kedua gonadotropin, folikel yang berkembang ini menghasilkan estradiol dalam jumlah yang banyak. Peningkatan serum yang terus-menerus pada akhir fase folikuler akan menekan FSH dari hipofisis. Dua hari sebelum ovulasi, kadar estradiol mencapai 150-400 pg/ml. Kadar tersebut melebihi nilai ambang rangsang untuk pengeluaran gonadotropin pra-ovulasi. Akibatnya FSH dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai puncaknya satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama pula, kadar estradiol akan kembali menurun. Kadar maksimal LH berkisar antara 8 dan 35 ng/ml atau setara dengan 30-40 mUI/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau setara dengan 15-45 mUI/ml.
Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan ini dimulailah pembentukan dan pematangan korpus luteum yang disertai dengan meningkatnya kadar progesteron, sedangkan gonadotropin mulai turun kembali. Peningkatan progesteron tersebut tidak selalu memberi arti, bahwa ovulasi telah terjadi dengan baik, karena pada beberapa wanita yang tidak terjadi ovulasi tetap dijumpai suhu basal badan dan endometrium sesuai dengan fase luteal.
Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi progesteron terus menerus meningkat dan mencapai kadar antara 6 dan 20 ng/ml. Estradiol yang dikeluarkan terutama dari folikel yang besar yang tidak mengalami atresia, juga tampak pada fase luteal dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada selama permulaan atau pertengahan fase folikuler. Produksi estradiol dan progesteron maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23 (Jacoeb, 1994).

B. GANGGUAN DAN MASALAH HAID DALAM SISTEM REPRODUKSI
Klasifikasi
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea
2. Kelainan siklus : Polimenorea; Oligomenorea; Amenorea
3. Perdarahan di luar haid : Metroragia
4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Pre menstrual tension (ketegangan pra haid); Mastodinia; Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea
1. Kelainan Dalam Banyaknya Darah Dan Lamanya Perdarahan Pada Haid
• Hipermenorea atau Menoragia
Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Sebab-sebab
1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika
2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.
4. Hipertensi
5. Dekompensio cordis
6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
Tindakan Bidan
Memberikan anti perdarahan seperti ergometrin tablet/injeksi; KIEM untuk pemeriksaan selanjutnya; Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.

• Hipomenorea
Definisi
Adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
Sebab-sebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
Tindakan Bidan
Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.
2. Kelainan Siklus
• Polimenorea atau Epimenoragia
Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Sebab-sebab
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.

Terapi
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresi menggunakan hormon kombinasi estrogen dan progesteron.
• Oligomenorea
Definisi
Adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Sebab-sebab
Perpanjangan stadium folikuller; perpanjangan stadium luteal; kedua stadium menjadi panjang; pengaruh psikis; pengaruh penyakit : TBC
Terapi
Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila mendekati amenorea diusahakan dengan ovulasi.
• Amenorea
Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi
1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Sebab-sebab
Fisiologis; terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi maupun dalam masa menopause; gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium; kelainan kongenital; gangguan sistem hormonal; penyakit-penyakit lain; ketidakstabilan emosi; kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.


Terapi
Terapi pada amenorea, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat diberikan hormon-hormon yang merangsang ovulasi, iradiasi dari ovarium dan pengembalian keadaan umum, menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan istirahat.
3. Perdarahan di luar haid
• Metroragia
Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi
1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan.
Sebab-sebab
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
2. Perdarahan fungsional :
a. Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
b. Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
Terapi : kuretase dan hormonal.



4. Gangguan Lain Yang Ada Hubungan Dengan Haid
• Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional; gelisah, susah tidur; perut kembung, mual muntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa tertekan
Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.

• Mastodinia atau Mastalgia
Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Sebab-sebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
• Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)
Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.


• Dismenorea
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Klasifikasi
1. Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan. Sebab : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi). Etiologi : nyeri haid dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil. Terapi : psikoterapi, analgetika, hormonal.
2. Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis, retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium. Terapi : causal (mencari dan menghilangkan penyebabnya).











PENUTUP






















DAFTAR PUSTAKA
Adobe Reader-[cdk_133_obstertri_dan_ginekologi.pdf]. Junizar, Galya, dkk, 2001. Pengobatan Dismenore Secara Akupuntur. KSMF Akupunktur Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Ciptomangunkusumo. Jakarta.
Adobe Reader-[Amenorea.pdf].
Bagian Obstetric dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1981. Ginekologi. Elstar Offset, Bandung.
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. EGC. Jakarta.
Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.
Sarwono, 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Scoot, J. 2002. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta, Widya Medika.

KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA KONSTRUKSI BANGUNAN

KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA KONSTRUKSI BANGUNAN MASJID DI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
A. PENDAHULUAN
Kegiatan proses produksi manusia memegang peranan yang sangatlah penting selain faktor mesin dan bahan baku. Sebagaimana diketahui bahwa keselamatan kerja merupakan suatu spesialisasi tersendiri, karena pelaksanaannya dilandasi oleh peraturan perundang-undangan. Perusahaan besar pada umumnya banyak mempekerjakan karyawan dari berbagai lapisan dasar pendidikan dan ketrampilan yang berbeda. Mengingat hal tersebut, pihak perusahaan benar–benar memberikan latihan dan pendidikan dalam peningkatan ketrampilan kerja agar supaya dalam menjalankan tugasnya benar–benar mengerti cara mengoperasikan serta menjalankan mesin, hal ini khususnya pekerja yang mempunyai resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi (Striaji, 2009). UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menjelaskan tentang pentingnya perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja. Undang-undang tersebut didukung oleh UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. UU no 1 tahun 1970 tersebut menjelaskan bahwa pentingnya keselamatan kerja baik itu di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, dan di udara di wilayah Republik Indonesia. Implementasi K3 diberlakukan di tempat kerja yang menggunakan peralatan berbahaya, bahan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya), pekerjaan konstruksi, perawatan bangunan, pertamanan dan berbagai sektor pekerjaan lainnya yang diidentifikasi memiliki sumber bahaya (Striaji, 2009). Menurut permenaker PER.05 / MEN / 1996 Bab I, salah satu upaya dalam mengimplementasikan K3 adalah SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja). SMK3 meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif penerapan, pencapaian, aman, produktif. SMK3 merupakan upaya integratif yang harus dilakukan tidak hanya dilakukan oleh pihak manajemen tetapi juga para pekerja yang terlibat langsung dengan pekerjaan. Perundang-undangan yang dihasilkan tentu saja harus selalu diawasi dalam proses implementasinya. Proses pengawasan tersebut diharapkan bisa menekan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya menghasilkan angka zero accident ( Anonim, 2009). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kepentingan pengusaha, pekerja dan pemerintah di seluruh dunia. Menurut perkiraan ILO (International Labour Organisation), setiap tahun di seluruh dunia 2 juta orang meninggal karena masalah-masalah akibat kerja. Dari jumlah ini, 354.000 orang mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahun ada 270 juta pekerja yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit akibat kerja. Biaya yang harus dikeluarkan untuk bahaya-bahaya akibat kerja ini amat besar. ILO memperkirakan kerugian yang dialami sebagai akibat kecelakaan-kecelakaan dan penyakit-penyakit akibat kerja setiap tahun lebih dari US$1.25 triliun atau sama dengan 4% dari Produk Domestik Bruto (GDP). Di Indonesia selama Januari-Maret 2008 terdapat 24.894 kasus kecelakaan kerja sedangkan Januari-Maret 2009 terdapat 24.652 kasus kecelakaan kerja akibat konstruksi. Tingkat kecelakaan-kecelakaan fatal di negara-negara berkembang empat kali lebih tinggi dibanding negara-negara industri. Di negara-negara berkembang, kebanyakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi di bidang-bidang pertanian, perikanan dan perkayuan, pertambangan dan konstruksi. Tingkat buta huruf yang tinggi dan pelatihan yang kurang memadai mengenai metode-metode keselamatan kerja mengakibatkan tingginya angka kematian yang terjadi karena kebakaran dan pemakaian zat-zat berbahaya yang mengakibatkan penderitaan dan penyakit yang tak terungkap termasuk kanker, penyakit jantung dan stroke. Masalah-masalah K3 merupakan bagian penting dalam agenda ILO. Konperensi Perburuhan Internasional pada tahun 2003 membicarakan standar-standar K3 sebagai bagian dari pendekatan yang terintegrasi dan mencapai persetujuan mengenai strategi K3 global yang menghimbau dilakukannya suatu aksi yang “jelas dan terpusat” untuk mengurangi angka kematian, luka-luka dan penyakit akibat kerja. Untuk itu perlu dilakukan usaha–usaha guna melindungi para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya. Kecelakaan kerja akan berdampak negative bagi perusahaan itu sendiri, dari masalah pembiayaan pengobatan karyawan, perbaikan mesin yang rusak, kompensasi cacat apabila karyawan mengalami cacat tubuh, bahkan terhentinya proses produksi. Untuk mengantisipasi hal–hal diatas keselamatan dan kesehatan kerja pekerja harus benar–benar diperhatikan oleh pihak perusahaan, apabila dilaksanakan dengan baik akan membantu hubungan antara tenaga kerja dengan kelancaran dan peningkatan hasil produksi perusahaan. Perlindungan pekerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaaan serta perlakuan bermaksud agar tenaga kerja secara aman melakukan pekerjaaannya sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan produktivitas nasional
 LOKASI

Adapun lokasi atau tempat dimana saya melakukan observasi yaitu di UIN SUNAN KALIJAGA, Yogyakarta.

 WAKTU PENGAMATAN

• Hari : Sabtu
• Tanggal : 3 April 2010
• Jam : 11.30

 JUMLAH PEKERJA

Adapun umlah pekerja sewaktu saya melakukan kobservasi yaitu berjmlah 80 orang

 LINGKUNGAN



B. BATASAN MASALAH

Hiperkes pada dasarnya merupakan penggabungan dua disiplin ilmu yang berbeda yaitu medis dan teknis yang menjadi satu kesatuan sehingga mempunyai tujuan yang sama yaitu menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Istilah Hiperkes menurut Undang – Undang tentang ketentuan pokok mengenai Tenaga Kerja yaitu lapangan kesehatan yang ditujukan kepada pemeliharaan-pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara-cara dan syarat yang memenuhi norma-norma hiperkes untuk mencegah penyakit baik sebagai akibat pekerjaan, maupun penyakit umum serta menetapkan syarat-syarat kesehatan bagi tenaga kerja. Sedangkan Kesehatan Kerja sendiri mempunyai pengertian spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif & kuratif terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi distribusi baik barang maupun jasa.

C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penyebab Kecelakaan Kerja pada Proyek
Dapat ditinjau dari 3 faktor, yaitu:
• Manusia
• Lingkungan dan alat kerja
• Peralatan keselamatan kerja

Pelaksana proyek harus memperhatikan ketiga faktor tersebut, dimana ketiga faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain.


• Manusia. Mengingat semakin meningkatnya persyaratan kerja dan kerumitan hidup, manusia harus meningkatkan efisiensinya, dengan bantuan peralatan dan perlengkapan, semakin canggih peralatan yang digunakan manusia, semakin besar bahaya yang mengancamnya.
Hal-hal yang berpengaruh terhadap tindakan manusia yang tidak aman (kecerobohan) serta kondisi lingkungan yang berbahaya di lokasi proyek:
• Pembawaan diri
• Persoalan pribadi
• Usia dan pengalaman kerja
• Perasaan bebas dalam melaksanakan tugas
• Keletihan fisik para pekerja

• Lingkungan dan alat kerja. Kondisi lingkungan juga perlu diperhatikan dalam mencegah kecelakaan kerja, terutama yang disebabkan oleh:
• Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya: suara bising yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terganggunya konsentrasi pekerja
• Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan kerja, sehingga menurunkan efektivitas kerja
• Cuaca (panas, hujan)
• Peralatan keselamatan kerja. Berfungsi untuk mencegah dan melindungi pekerja dari kemungkinan mendapatkan kecelakaan kerja. Macam-macam dan jenis peralatan keselamatam kerja dapat berupa:
• Helm pengaman (safety helmet)
• Sepatu (safety shoes)
• Pelindung mata (eye protection)
• Pelindung telinga (ear plugs)
• Penutup lubang (hole cover)
Analisis Masalah dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata K3 dilapangan belum sepenuhnya dilaksanakan dan diterapkan. Antara lain masih banyak pekerja yang tidak menggunakan alat-alat keselamatan kerja. Setelah dikonfirmasi pada penanggung jawab konstruksi ternyata dari para pekerjanya yang memang tidak mau menggunakan alat-alat keselamatan kerja, Pihak pekerjanya juga mengatakan bahwa mereka tidak terbiasa untuk menggunakan helm dan masker saat bekerja. padahal dari pihak manajemen proyek sudah menyediakan alat-alat keselamatan kerja tetapi walaupun sudah menyediakan peralatan kerja ternyata pihak manajemen hanya menyediakan 60 buah padahal pekerja yang ada disitu 80 orang, begitu juga dengan masker, kaca mata dan safety beltnya. Tidak adanya sanksi dari pihak manajemen juga semakin membiarkan para pekerja untuk tidak memperhatikan keselamatan mereka. Berarti disini salah satu faktor yang menyebabkan yaitu karena kurang sadarnya mereka akan keselamatan dan kesehatan bekerja dikonstruksi bangunan. Selain dari pihak pekerjanya sebenarnya yang paling berperan yaitu dari pihak manajemennya sendiri. Seharusnya pihak manajemen sebagai pihak yang dilapangan dan mengawasi kerja para pekerja dapat mengambil tindakan tegas kepada para pekerja, dengan memberikan sanksi kepada mereka jika tidak menggunakan alat-alat keselamatan karena hal tersebut walaupun sepele akan sangat berpengaruh sekali karena dapat mengurangi resiko mereka akan kecelakaan karena kerja. Selain itu dari pihak manajemennya selain sebagai pengawas juga harus memberikan sarana pada mereka dengan memberikan peralatan yang sesuai dengan para pakerja, dan memperhatikan kesehatan para pekerja yaitu misalnya dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan rutin kepada para pekerja mengingat mereka bekerja berat. Karena kadang tuntutan terhadap kewajiban kerja mereka terlalu tinggi daripada yang mereka harapkan sebagai hak yang akan diterima. Ruang lingkup pelaksanaan sebuah proyek konstruksi bangunan gedung mempunyai potensi kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Mau ga mau. dalam perkembangannya, program Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) yang dilaksanakan dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja dalam pelaksanaannya semakin lama semakin dibutuhkan Masih banyaknya kecelakaan kerja dibidang konstruksi hal tersebut karena:
Belum ada kepedulian dlm penerapan K3 di proyek konstruksi bangunan baik dr pihak manajemen & tenaga kerja (dalam proyek pembangunan ).
Belum ada acuan peraturan atau pedoman utk penetapan anggaran biaya K3 di konstruksi bangunan.
Korban kecelakaan dibidang konstruksi bangunan pada umumnya adalah tenaga kerja harian lepas. (http//:K3/1.pengawasan-k3-bidang-konstruksi.html)

Salah satu dilema lain pada penerapan K3 di Indonesia yaitu rendahnya pengetahuan dan penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja di sebuah proyek konstruksi bangunan gedung adalah hal yang dihadapi oleh kalangan pekerja konstruksi di Indonesia. (http://penyihir.blogspot.com/2006/02/kecelakaan-kerja-di-proyek-konstruksi.html) Sementara Undang-undang yang saat ini mengatur aturan, kebijakan mengenai K3 sudah lama sekali dan tidak disesuaikan dengan keadaan sekarang (Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970), terutama dalam hal sangsi yang diberikan, Peraturan perundangan tersebut dapat memberikan ancaman pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah). Padahal proyek-proyek pembangunan biasanya bernila ratusan juta bahkan milyaran rupiah, tetapi denda dan sangsi yang diberikan tidak sesuai dengan resiko nyawa oleh para pekerjanya. Salah satu langkah untuk lebih meminimalisasi angka kecelakaan dalam sebuah proyek konstruksi bangunan gedung, adalah sebuah sistem kontrol pada manajemen dan kualitas proyek secara menyeluruh (Total Quality Management disingkat dengan TQM). Mulai dari pemilik proyek sampai pada manajemen dan pelaksana proyek, melaksanakan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja secara menyeluruh. Jadi disini diperlukan sebuah klausul kontrak atau kebijakan secara menyeluruh dari pemilik proyek sampai pada pelaksana di lapangan. Klausul kontrak atau kebijakan ini memuat dan menjamin aturan-aturan yang harus ditaati oleh semua level manajemen dan pelaksana dalam proses pelaksanaan proyek dari awal pelaksanaan sampai akhir pelaksanaan proyek. Kebijakan ini dapat dicontohkan sebagai berikut :
Dari pihak pelaksana dan pihak manajemen proyek harus mematuhi dan melaksanakan prosedur keselamatan kerja yang sudah ditetapkan.
Jika terdapat pelanggaran pada prosedur yang sudah ditetapkan tersebut, maka pelanggar (pekerja) akan dikenai sanksi peringatan atau denda. Hal yang sama juga berlaku pada pihak manajemen proyek.

Dari pihak manajemen proyek juga membentuk sebuah panitia untuk mengontrol dan mengevaluasi jalannya pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja dan penerapan klausul kontrak ini akan lebih baik jika semua pihak mulai dari pemilik proyek sampai pelaksana proyek terlibat secara penuh.
Contoh dari penerapan TQM yaitu setiap pelanggaran yang berhubungan dengan K3 yang dilakukan oleh semua pihak terkait, baik itu para pekerja ataupun dari pihak manajemen harus ditentukan sanksinya dengan tegas, misalnya: Pelanggaran seperti: tidak memakai helm pengaman, tidak memakai sepatu boot, merokok pada waktu bekerja dan bentuk pelanggaran terhadap larangan-larangan yang lain (yang tentunya, larangan-larangan tersebut sudah disepakati bersama sebelum proyek dilaksanakan), direkam dengan menggunakan kamera tersebut. Nah, konsekuensi dari pelanggaran ketentuan keselamatan kerja adalah berupa denda. Tingkatan dendanya pun bermacam-macam. Mulai dari Rp. 10.000 sampai Rp. 150.000, diberlakukan untuk jenis pelanggaran ringan sampai pelanggaran berat. Pemutusan hubungan kerja juga termasuk di dalam sanksi ketika pelanggaran yang dilakukan tergolong berat, seperti misalnya pencurian bahan bangunan. Denda yang diberlakukan pun berbeda. Denda pada pekerja/tukang, tidak seberat denda untuk mandor atau orang-orang dari level manajemen dan Untuk menerapkan peraturan ini diperlukan suatu pengawas yang akan memantau semua pekerja lapangan atau manajemen pada waktu jam kerja (http://penyihir.multiply.com/journal/item/9).

D. KESIMPULAN DAN SARAN

 KESIMPULAN

Terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja konstruksi kemungkinan besar diakibatkan oleh
(1) tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 konstruksi dan penggunaan metode pelaksanaan yang kurang tepat,
(2) lemahnya pengawasan K3
(3) kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan peralatan pelindung diri
(4) kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan mengenai K3
Selain itu, faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja pada proyek konstruksi bangunan tinggi, dapat pula ditinjau dari faktor manusia, factor lingkungan dan alat kerja, serta faktor peralatan keselamatan kerja. Pelaksana atau pihak manajemen proyek harus memperhatikan ketiga faktor tersebut, dimana ketiga faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain. Ada beberapa hal yang dianggap dapat berpengaruh terhadap tindakan manusia (faktor manusia), yaitu pembawaan diri, persoalan atau masalah pribadi, usia dan pengalaman kerja, perasaan bebas dalam melaksanakan tugas, serta kondisi/keletihan fisik para pekerja. Sedangkan yang dimaksud dengan factor lingkungan dan alat kerja adalah kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi atau mendukung kualitas kerja di lapangan, yang juga perlu diperhatikan dalam mencegah kecelakaan kerja, terutama yang berkaitan dengan factor lingkungan adalah:
• Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya: suara bising yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terganggunya konsentrasi pekerja.
• Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan kerja, sehingga menurunkan efektivitas kerja.
• Cuaca (panas, hujan).
Peralatan keselamatan kerja adalah salah satu factor penting yang seringkali diabaikan, baik oleh pihak manajemen proyek maupun dari pihak pekerja atau buruh, akibat kurangnya kesadaran akan pentingnya menggunakan peralatan keselamatan kerja untuk meminimalisir angka kecelakaan kerja. Karena alat ini berfungsi untuk mencegah dan melindungi pekerja dari kemungkinan mendapatkan kecelakaan kerja. Macam-macam dan jenis peralatan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
• Helm pengaman (safety helmet)
• Sepatu (safety shoes)
• Pelindung mata (eye protection)
• Pelindung telinga (ear plugs)
• Penutup lubang (hole cover)

 SARAN
Bagi para pekerja yang belum menggunakan alat perlindungan diri hendaknya mereka menggunakan alat tersebut demi keselamatan dan kesehatan mereka dalam bekerja dan bagi pihak menejemennya hendaklah mereka membuat sebuah peraturan yang tegas untuk menindak lanjuti para pekerja yang tidak menggunakan alat perlindungan diri sewaktu bekerja atau bekerja tidak memenuhi prosedur dan hal ini berlaku untuk para pekerja dan pihak menejemen, selain itu hendaknya juga pihak menejemen melakukan pengawasan yang rutin terhadap para pekerja.

Sabtu, 24 April 2010

Kenapa Remaja Susah Bangun Pagi?

Kenapa Remaja Susah Bangun Pagi?

Jakarta, Orangtua kadang harus berteriak-teriak atau bolak-balik membangunkan anak remajanya di pagi hari agar tidak terlambat sekolah. Tapi si anak tetap saja sulit bangun. Sampai-sampai ada istilah bunyi yang menggelar pun tidak akan membuat si anak bangun.

Membangunkan anak remaja di pagi hari kadang membuat orangtua frustasi. Tidak sedikit orangtua yang akhirnya mengeluarkan kata-kata, 'Dasar pemalas', 'Mau jadi apa kamu kalau tidur terus' atau 'Bangun tidur saja susah apalagi yang lain'.

Kondisi susah membangunkan anak remaja dan anak remaja yang sulit bangun pagi dialami hampir seluruh orangtua dan anak remaja di dunia.

Kenapa anak remaja sulit bangun pagi?
Hasil penelitian yang dilakukan Mary Carskadon, profesor psikiatri dari Brown University tahun 2005 mencatat ada sekitar 30 persen remaja yang mengalami gangguan tidur. Usia remaja ini berkisar 10-18 tahun. Anak-anak usia remaja ini membutuhkan tidur waktu tidur 9-10 jam sehari.

Usia remaja adalah saat anak mengalami pubertas. Memasuki periode ini, tubuh remaja akan menyesuaikan diri termasuk waktu jam tidurnya.

Saat pubertas tubuh remaja akan mengalami pergeseran waktu tidur malam sekitar 2 jam dan kebanyakan tidak akan bisa tidur di bawah jam 11 malam. Ketika puber, tubuh remaja akan mengalami perubahan hormon dan hormon melatonin yang merangsang tubuh cepat tidur juga tertunda produksinya.

Bisa saja orangtua menyuruh anak masuk kamar dan tidur jam 10 malam tapi yang terjadi si anak hanya melihat langit-langit kamar dan mungkin baru akan mengantuk sekitar pukul 1 pagi.

Itulah yang menyebabkan remaja kesulitan bangun pagi. Karena jadwal tidurnya lebih larut sementara kebutuhan tidurnya 9 jam yang membuatnya sangat tersiksa bangun di pagi hari.

Jelas saja ini berbeda dengan waktu tidur orangtuanya. Orang dewasa bisa tanpa sadar tertidur pukul 10 malam dan hanya butuh 7-8 jam untuk tidur cukup.

"Remaja seperti berperang ketika harus bangun pagi, tapi itu tidak sepenuhnya kesalahan mereka," kata Jodi Mindell, pakar gangguan tidur anak dari the Children's Hospital of Philadelphia seperti dilansir dari Natioanl Sleep Organizaton, Minggu (25/4/2010).

Ritme sirkadian (jam biologis) remaja membuatnya lebih terjaga di malam hari sehingga seringkali remaja tertidur di dalam kelas.

Beberapa sekolah di Minneapolis, Amerika telah mengubah jadwal masuk sekolah dari semula pukul 07.00 menjadi pukul 08.00-08.30. Perubahan jam sekolah ini untuk membantu siswa lebih siap menghadapi pelajarannya.

Namun perubahan hormon bukan satu-satunya yang menjadi penyebab susah tidur remaja. Kebiasaan minum-minuman kafein, tidur di depan TV, tidur dengan cahaya terang juga memicu remaja semakin susah tidur malam.

Mengisi kegiatan dengan esktrakurikuler seperti olahraga atau kegiatan seni akan bagus buat remaja, sehingga ketika malam tubuhnya akan cepat tertidur karena sudah kelelahan.

Membuat jam tidur malam yang teratur buat remaja mungkin sulit, tapi dengan membiasakan memiliki jam tidur teratur akan membantu mengatasi remaja memiliki jam tidur yang baik. Remaja yang kurang tidur akan berpengaruh terhadap emosinya yang menjadi gampang marah dan mudah dipengaruhi hal-hal negatif.

Sebaiknya diperhatikan pula hal-hal yang bisa memperparah gangguan tidur remaja:

1. Jauhi minuman kafein dan nikotin yang dapat mengganggu tidur.
2. Hindari permainan komputer sebelum tidur.
3. Hindari berdebat dengan remaja sebelum tidur.
4. Hindari tidur dengan sinar komputer atau TV yang berkelap-kelip di kamarnya.
5. Hindari cahaya terang di malam hari sebaiknya matikan lampunya saat tidur yang akan mempercepat produksi hormon melatonin
6. Biarkan remaja tidur pada akhir pekan, tetapi tidak lebih dari 2 atau 3 jam agar tidak mengganggu jam tubuh mereka.

Selasa, 19 Januari 2010

Sedikit tentang vasektomi & tubektomi , pembiusan saat caecar

tubektomi adalah pengikatan / pemotongan tuba falopii kiri dan kanan pada wanita untuk mencegah transport ovum dari ovarium melalui tuba ke arah uterus.

vasektomi adalah pengikatan / pemotongan vas deferens kiri dan kanan pad pria untuk mencegah transport spermatozoa dari testis melalui vasa ke arah uretra. Dilakukan dengan cara operasi, dapat dengan operasi kecil (minor surgery).

Dilakukan dengan cara operasi (laparotomi / laparoskopi), dengan berbagai metode.
Efektifitas tinggi, reversibilitas rendah, sehingga disebut kontrasepsi mantap.

Tentang tubketomi dan Vasektomi, para ulama semua sudah sepakat untuk
mengharamkannya. Sebab dua cara itu secara permanen akan membuat
seseorang selamanya tidak mungkin lagi punya keturunan. Meski pun
dokter sudah menvonis bahwa seseorang yang sudah mengalami operasi
Caesar tiga kali tidak boleh hamil lagi, namun tidaklah menjadikan
tubektomi dan vasektomi menjadi boleh. Masih banyak teknis pencegahan
kehamilan lainnya yang tetap bisa menjadi. Hadaanallahu Wa Iyyakum
Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,

Kalo mengenai pembiusan pada operasi ceasar. Zaman sekarang kemajuan
di bidang ilmu kedokteran membawa kemajuan pula pada tindakan caesar.
Buktinya, anestesi yang diberikan pun kini tidak menyeluruh. Dikenal
dengan anestesi epidural yang hanya digunakan sebagian. Jadi, dari
bagian pinggang ke bawah yang diberikan anestesi, sementara dari
bagian pinggang ke atas tidak. Dengan demikian si ibu masih tetap
sadar. Sehingga bisa menyaksikan para dokter yang tengah mengoperasi
dirinya. Bahkan, jika memungkinkan masih bisa mengobrol dengan
pasangan yang menemani. Kemudian mendengarkan suara tangis pertama
bayinya. Juga bisa menggendong dan memeluknya, sesaat setelah si bayi
dikeluarkan.

HEPATITIS

Hepatitis
Pengertian

Hepatitis A atau kita kenal “Sakit kuning” adalah penyakit berupa infeksi pada hati yang disebabkan “Virus Hepatitis A” ( VHA ) yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita. Bagi penderita Hepatitis A, masih bisa bersyukur karena dibanding Hepatitis B atau C yang resiko meninggalnya lebih tinggi. Perbandingan penderita Hepatitis A yang meninggal kira-kira 3-5 orang dari 1000 kasusnya.

Diagnosis

Untuk memastikan seseorang mengidap VHA, dilakukan tes darah yang menunjukkan positif terhadap antibodi virus tersebut. Tes lebih tepat bila kadar ALT (serum alanine aminitransferase)dan AST (asparaten aminotransferase) menunjukkan angka di atas normal.

Penyebab

Terinfeksi Hepatitis A biasanya dari orang dekat atau konsumsi makanan dan minuman yang mengandung VHA (Virus Hepatitis A). Biasanya yang paling sering adalah buah-buahan dan sayuran yang masih mentah sehingga terkontaminasi Hepatitis A. Lingkungan yang tidak higienis juga sangat berpengaruh. Kelompok yang rawan terinfeksi Hepatitis A adalah pecandu narkoba, penderita kronis hati yang berkepanjangan, dan peneliti yang bekerja di laboratorium. Asia Tenggara termasuk wilayah berisiko tinggi. Sedangkan di AS 1/3 penduduk pernah terinfeksi virus hepatitis A, termasuk anak-anak di pusat penitipan anak yang tertular lewat alat makan yang dipakai bersama.
Konsentrasi virus dalam kotoran penderita masih tetap tinggi 2 - 3 minggu setelah gejala penyakit muncul. Sedangkan air ludah dan cairan tubuh penderita mempunyai konsentrasi rendah. Virus hepatitis A /VHA bertahan hidup 3 - 4 jam dalam ruang suhu normal. Di sini peralatan makan atau makanan yang tercemar VHA dengan sendirinya akan mudah menularkan penyakit ini. Tapi tidak menutup kemungkinan, Hepatitis A bisa juga menular melalui kontak langsung, seperti melalui ciuman atau hubungan seksual.

Gejala

Gejala Hepatitis A biasanya muncul antara 2 – 6 minggu, seperti gejala flu, mual, diare, demam yang tinggi, kepucatan, lemah, lesu, pusing, air seni kemerahan, bagian bola mata dan kulit menjadi kekuningan, tinja pucat, dan perut sebelah kanan atas terasa sakit atau bebal. Pada beberapa kasus, seringkali terjadi muntah-muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Namun, pada anak-anak kadang kala tidak timbul gejala yang mencolok.

Pencegahan

Lingkungan yang bersih akan mengurangi resiko terkena penyakit ini. Makanan yang direbus atau dimasak yang mencapai suhu 185°F (85°C) setidaknya selama 1 menit membuat virus menjadi tidak aktif. Makanan dan minuman tersebut tidak akan lagi mengandung virus Hepatitis A, kecuali sudah terkontaminasi setelah dipanaskan. Hepatitis A dapat mudah dicegah dengan menjadi kondisi badan tetap fit dan pembuangan lancar.

Langkah-langkah agar tidak terkena Hepatitis A :

1. Minum dari sumber yang sudah jelas

2. Tidak memakan masakan yang masih mentah

3. Buah-buahan dan sayuran yang belum dimasak

4. Menjaga kebersihan bak mandi, dan cuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makan dan minum atau sesudah melakukan sex.

5. Orang yang dekat mungkin harus menerima injeksi immunoglobulin

Sekarang ada vaksin yang diberi nama Twinrix keluaran SmithKline Beecham Inc, AS, terbuat dari VHA nonaktif yang diendapkan dalam larutan steril. Jadi bukan terbuat dari darah yang terinfeksi. Tubuh akan bereaksi terhadap virus nonaktif tersebut sehingga melindungi serangan VHA. Dapat mengurangi frekuensi kunjungan dokter dan mempertinggi angka cakupan vaksin, sehingga dapat menekan penyebaran virus hepatitis A dan B. Twinrix adalah vaksin kombinasi pertama di Indonesia yang diproduksi oleh GlaxoSmithKline.

Bagi wanita hamil, vaksinasi untuk Hepatitis A keamanannya belum diketahui. Namun, tidak ada bukti nyata yang dapat membahayakan janin atau pun ibu hamil. Jadi, resikonya sangat rendah.

Hasil penelitian menyatakan, vaksin ini efektif pada lebih dari 90% orang. Efek samping yang dialami sampai sakit parah atau kematian sangatlah kecil. Hanya sekitar 10% yang merasa kurang enak badan sehabis disuntik. Lebih aman mendapat vaksinasi daripada mendapat penyakit Hepatitis A. ”Vaksin ini untuk memberikan perlindungan terhadap dua penyakit sekaligus. Diberikan pada usia 2-15 tahun sebanyak 2 kali dengan interval bulan 0 ke 6. Orang dewasa diatas 15 tahun membutuhkan 3 dosis penyuntikan dengan interval waktu penyuntikan 0 bulan, 1 bulan dan 6 bulan kemudian,” jelas Medical Advisor GlaxoSmithKline, Dr. Hendrajied. Efek proteksi baru terjadi paling tidak dua minggu setelah suntikan. Namun, belum diketahui berapa lama suntikan ini dapat memberikan proteksi terhadap VHA.Disarankan untuk melakukan vaksinasi jika berada pada lingkungan yang jumlah penderitanya banyak.

Perawatan

Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul. jangan terlalu banyak melakukan aktivitas.

Bagi penderita tidak ada pengobatan secara khusus pada Hepatitis A. Penderita harus beristirahat total ( 1 – 4 minggu) dan disarankan untuk memenuhi nutrisi tubuh bisa dengan cara mengkonsumsi vitamin, sehingga mereka tidak mendapat kerusakan hati yang terus-menerus. Menghindari kontak badan dengan nonpenderita dan diberi makanan cukup protein, tapi rendah lemak. Ketika menjadi enggan makanan, mereka bisa diberikan snack-snack atau makanan ringan untuk beberapa waktu pengganti makanan berat yang dapat membuat mereka menjadi sakit. Makanan yang mudah dicerna merupakan makanan paling aman. Pada umumnya, penderita biasanya lebih tidak memilih-milih makanan pada pagi hari daripada di siang hari.

Biasanya dokter menyarankan agar pasien mereka tidak meminum minuman beralkohol baik masa pemulihan. Bahkan sudah sembuh sekalipun, mereka diberitahukan agar jangan minuman alkohol jangan dicampur dengan obat, terutama Tylenol, karena ini akan menyebabkan kerusakan hati yang parah. Jenis-jenis minuman lainnya seperti kopi dan teh sebaiknya dihindari juga, karena kopi dan teh yang mengandung kafein secara kimia dimasukkan dalam kategori ‘obat’ yang akan mengalami proses detoksifikasi di hati (fungsi hati adalah menetralisir racun).

Bila dirawat di rumah, semua pakaian bekas dipakai, alat makan dan minum harus dicuci secara terpisah. WC sehabis digunakan penderita, dibersihkan dengan antiseptik. Mitos yang menyatakan, penderita sakit kuning harus makan banyak gula, tidak seluruhnya benar. Fungsi gula sebenarnya hanya menambah energi, agar kekuatan cepat pulih.

Obat tradisional yang disarankan adalah temulawak karena dapat mengobati gangguan hati, akan lebih baik lagi jika Anda bersedia mengolah sendiri rimpang temulawak dengan cara mengirisnya tipis-tipis setelah dibersihkan, lalu direbus dengan air. Rebusan inilah yang nanti diminum, bisa ditambahkan madu untuk memperbaiki rasa.

Komplikasi akibat hepatitis A hampir tidak ada, kecuali pada para lansia atau seseorang yang memang sudah mengidap penyakit kronis hati atau sirosis.