Sabtu, 01 Mei 2010

MASALAH MENSTRUASI

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak masalah-masalah menstruasi akan mudah teratasi dengan sendirinya, namun jika mereka masih berlangsung, akan sangat berguna bagi wanita untuk mencari ketentraman hati dari dokternya.
Kekhawatiran yang sering muncul adalah ketika menstruasi tidak terjadi ( amenorrhoea). Ini memiliki 2 bentuk : amenorrhoea primer, ketika menstruasi tidak berlangsung dalam masa pubertas, dan amenorhoea sekunder menstruasi berhenti untuk beberapa alasan. Jika menstruasi tidak pernah terjadi mungkin saja terjadi adanya penundaan masa pubertas atau berhubungan dengan permasalan hormonal. Sedangkan amenorhoea, penyebab utamanya bisa dikarenakan kehamilan, namun jika bukan, faktor-faktor emosional mungkin bertanggung jawab atas terjadinya gangguan siklus. Makan tidak teratur, khususnya nervosa ANOREKSIA, dapat menyebabkan amenorrhoea. Hal ini seringkali akibat dari stress- contoh, setelah meninggalkan rumah, perubahan pekerjaan atau urusan patah hati. Mengunjungi dokter untuk melakukan tes sederhana akan memperlihatkan apakah seorang wanita hamil atau tidak; sebaliknya, menstruasi yang jarang pada umumnya tidaklah menjadi perhatian. Dalam sebuah siklus menstruasi ditunjukkan, kwantitas menstruasi mungkin tak sama rata, memanjang atau terjadi dalam interval waktu yang berbeda. Pola menstruasi ini digambarkan sebagai metrorrhagia. Menstruasi yang berlebihan disebut menorrhagia.
Pada wanita muda, masalah serius pada sistem reproduksi jarang terjadi dan sebagian besar masalah yang sering muncul seperti mestruasi berat atau nyeri menstruasi dapat diobati dengan tablet dan sekali pemeriksaan, yang mungkin melibatkan cek pelvic ( vagina), dapat memperlihatkan penyebab secara meyakinkan.
Dampak-dampak kontrasepsi
Diperkirakan bahwa, selama tahun-tahun reproduksi, beberapa masalh menstruasi mungkin dikaitkan dengan pemilihan alat kontrasepsi wanita.
Pil kontrasepsi bekerja dengan turun campur terhadap kendali ovulasi yang dilakukan oleh piutitary, jika ini dilakukan dengan layak, berdasarkan instruksi, ovulasi tidak akan terjadi sama sekali. Ovulasi terjadi di akhir pada masing-masing paket, ketika pill dihentikan selama tujuh hari. Namun pendarahan yang terjadi bukanlah termasuk menstruasi yang alami; ini merupakn suatu buatan yang terjadi karena penurunan masuknya progerteron dan estrogen. Pendarahan biasanya lebih ringan dibandingkan dengan menstruasi normal, dan rasa sakit saat menstruasi biasanya berkurang. Kadang-kadang pendarahan mungkin muncul diantara menstruasi ketika wanita sedang mengkonsumsi pil; ini biasanya merupakan indikasi dosis hormon di dalam pil terlalu rendah untuknya. Jika pendarahan tidak berkesudahan setelah satu atau dua bulan, dokter biasanya meresepkan pil dengan dosis hormon progesteron yang lebih tinggi. Namun demikian, pendarahan kadang-kadang terjadi karena akibat lain dan harus dilaporkan ke dokter.
Pil mini, atau pill progesteron saja, bekerja dengan sedikit berbeda dari pil biasanya. Ovulasi mungkin masih akan berlanjut; pil bekerja dengan menghambat penipisan lendir serviks yang biasanya terkadi di pertengahan siklus menstruasi sehinnga sperma tidak dapat bergerak menuju kedalam uterus. Pendarahan yang tidak teratur adalah efek dsamping umum dari pil ini, tetapi ini bukanlah indikasi dari penurunan keefektivitasan. Mungkin akan ada sejumlah pendarahan kecil diantara menstruasi: kadang-kadang menstruasi muncul lebih sering. Wanita yang mengkonsumsi pil mini ini sebaiknya membuat grafik masa menstruasinyadan pendarahan lain yang mungkin mucul, untuk ditunjukkan kepada dokternya. Jika pendarahan menjadi hal yang menyusahkan, dosis pil yang lebih tinggi boleh diresepkan.
Progesteron juga mungkin diberikan dengan sekali suntikan untuk tindakan yang lama setiap tiga bulan sebagai kontrasepsi. Lagi, ketidakteraturan menstruasi sangatlah umum terjadi. Menstruasi sering berhenti sama sekali setelah suntikan kedua atau ketiga, meskipun pada minggu awal setelah suntikan pertama pendarahan yang sering dan tidak teratur terjadi.
Wanita yang menggunakan gulungan (IUD atau intra-uterine device) mungkin akan mengalami menstruasi yang sedikit berat. Ini mungkin disadari di beberapa bulan pertama setelah gulungan dipasang, tetapi menstruasi akan berhenti kemudian. Namun, jika IUD menyebabkan beberapa ketidaknyamanan atau pendarahan berat, IUD sebaiknya dipindahkan dan alat kontrasepsi lain digunakan. Dokter anda atau klinik keluarga berencana dapat memberikan anjuran untuk anda.
Kapan harus mengunjungi dokter
Empat masalah penting dan akan memberikan alasan untuk mengunjungi dokter sedari dini. Berikut adalah menstruasi yang sangat panjang dan berat yang terjadi dalam waktu yang biasa (menorrhagia); pendarahan setelah berhubungan; pendarahan dari vagina diantara menstruasi; pendarahan dari vagina setelah MONOPOSE. Semua gejala ini, meskipun menimbulkan masalah minor, kadang-kadang bisa merupakan gejala awal kanker rahim, yang dapat disembuhkan jika didiagnosa dan diobati pada tahap awal.
Wanita bertambah tua, ketidakteraturan menstruasi seringkali berhubungan dengan penyakit organ reproduksi. Tes-tes diagnosa, seperti D & C, tampil untuk mengatasi kemungkinan ini; sebaliknyakondisi ini mungkin bisa disembuhkan dengan hormon sex sintetis seperti progesteron. Pada saat monopose, menstruasi biasanya menjadi lebih-dan lebih sering, sebelum akhirnya berhenti. Ini normal dan dibutuhkan untuk pengobatan lebih lanjut.
Seringnya ketidakteraturan pada waktu ini adalah menorrhagia (menstruasi berat). Para dokter sering mencoba meresepkan tablet-tablet hormonal untuk mengendalikan beratnya penyakit-penyakit ini. Sayangnya pengobatan ini tidak selalu bekerja, dan sebuah hysterectomy (pengangkatan rahim) mungkin disarankan sebagai alternatif. Ini adalah keputusan sulit yang harus pasien buat. Dia harus memutuskan apakah gejala-gejalanya cukup kuat untuk menjalani operasi utama atau dia bersiap-siap untuk sabar menghadapi menstruasi beratnya.


B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahnya sebagai berikut:
1. Banyak terjadinya masalah-masalah menstruasi
2. Adanya hubungan antara alat kontrasepsi dan menstruasi
C. BATASAN MASALAH
Dalam makalah ini penulis akan memberikan batasan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Pengertian menstruasi
2. Memahami bagaimana siklus menstruasi
3. Bagaimana cara mengatasi masalah menstruasi
D. TUJUAN
Adapun tujuan penulis untuk membuat makalah ini adalah:
1. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui apa itu menstruasi
2. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui bagaimana siklus menstruasi
3. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui bagaimana cara yang baik untuk mengatasi masalah menstrusai tersebut

E. METODE PENELITIAN
Adapun metode yang penulis lakukan adalah metode pustaka yaitu dengan cara mengumpulkan buku-buku dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan menstruasi







BAB II
PEMBAHASAN
A. MENSTRUASI
Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004)
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan, 1998).
Siklus Menstruasi
1) Gambaran klinis menstruasi
Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi – fase folikular – bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi. Selang waktu antara awal perdarahan menstruasi – fase luteal – relatif konstan dengan rata-rata 14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita (Grenspan, 1998).
Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium.
Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun (Cunningham, 1995).



2) Aspek hormonal selama siklus menstruasi
Mamalia, khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan berbagai organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya pengaturan, koordinasi yang disebut hormon. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target. Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah ;
a) Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis :
• Luteinizing Hormon (LH)
• Folikel Stimulating Hormon (FSH)
• Prolaktin Releasing Hormon (PRH)
b) Steroid ovarium
Ovarium menghasilkan progestrin, androgen, dan estrogen. Banyak dari steroid yang dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal atau dapat dibentuk di jaringan perifer melalui pengubahan prekursor-prekursor steroid lain; konsekuensinya, kadar plasma dari hormon-hormon ini tidak dapat langsung mencerminkan aktivitas steroidogenik dari ovarium.
3) Fase-fase dalam siklus menstruasi
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
a) Fase menstruasi atau deskuamasi
Fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
b) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.
c) Fase intermenstum atau fase proliferasi
Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.


Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
• Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
• Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi.
• Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.
d) Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.
Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
• Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan.
• Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi (Hanafiah, 1997).
4) Mekanisme siklus menstruasi
Selama haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari siklus yang baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai kadar 5 ng/ml (atau setara dengan 10 mUI/ml), dibawah pengaruh sinergis kedua gonadotropin, folikel yang berkembang ini menghasilkan estradiol dalam jumlah yang banyak. Peningkatan serum yang terus-menerus pada akhir fase folikuler akan menekan FSH dari hipofisis. Dua hari sebelum ovulasi, kadar estradiol mencapai 150-400 pg/ml. Kadar tersebut melebihi nilai ambang rangsang untuk pengeluaran gonadotropin pra-ovulasi. Akibatnya FSH dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai puncaknya satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama pula, kadar estradiol akan kembali menurun. Kadar maksimal LH berkisar antara 8 dan 35 ng/ml atau setara dengan 30-40 mUI/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau setara dengan 15-45 mUI/ml.
Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan ini dimulailah pembentukan dan pematangan korpus luteum yang disertai dengan meningkatnya kadar progesteron, sedangkan gonadotropin mulai turun kembali. Peningkatan progesteron tersebut tidak selalu memberi arti, bahwa ovulasi telah terjadi dengan baik, karena pada beberapa wanita yang tidak terjadi ovulasi tetap dijumpai suhu basal badan dan endometrium sesuai dengan fase luteal.
Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi progesteron terus menerus meningkat dan mencapai kadar antara 6 dan 20 ng/ml. Estradiol yang dikeluarkan terutama dari folikel yang besar yang tidak mengalami atresia, juga tampak pada fase luteal dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada selama permulaan atau pertengahan fase folikuler. Produksi estradiol dan progesteron maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23 (Jacoeb, 1994).

B. GANGGUAN DAN MASALAH HAID DALAM SISTEM REPRODUKSI
Klasifikasi
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea
2. Kelainan siklus : Polimenorea; Oligomenorea; Amenorea
3. Perdarahan di luar haid : Metroragia
4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Pre menstrual tension (ketegangan pra haid); Mastodinia; Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea
1. Kelainan Dalam Banyaknya Darah Dan Lamanya Perdarahan Pada Haid
• Hipermenorea atau Menoragia
Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Sebab-sebab
1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika
2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.
4. Hipertensi
5. Dekompensio cordis
6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
Tindakan Bidan
Memberikan anti perdarahan seperti ergometrin tablet/injeksi; KIEM untuk pemeriksaan selanjutnya; Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.

• Hipomenorea
Definisi
Adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
Sebab-sebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
Tindakan Bidan
Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.
2. Kelainan Siklus
• Polimenorea atau Epimenoragia
Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Sebab-sebab
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.

Terapi
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresi menggunakan hormon kombinasi estrogen dan progesteron.
• Oligomenorea
Definisi
Adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Sebab-sebab
Perpanjangan stadium folikuller; perpanjangan stadium luteal; kedua stadium menjadi panjang; pengaruh psikis; pengaruh penyakit : TBC
Terapi
Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila mendekati amenorea diusahakan dengan ovulasi.
• Amenorea
Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi
1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Sebab-sebab
Fisiologis; terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi maupun dalam masa menopause; gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium; kelainan kongenital; gangguan sistem hormonal; penyakit-penyakit lain; ketidakstabilan emosi; kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.


Terapi
Terapi pada amenorea, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat diberikan hormon-hormon yang merangsang ovulasi, iradiasi dari ovarium dan pengembalian keadaan umum, menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan istirahat.
3. Perdarahan di luar haid
• Metroragia
Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi
1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan.
Sebab-sebab
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
2. Perdarahan fungsional :
a. Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
b. Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
Terapi : kuretase dan hormonal.



4. Gangguan Lain Yang Ada Hubungan Dengan Haid
• Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional; gelisah, susah tidur; perut kembung, mual muntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa tertekan
Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.

• Mastodinia atau Mastalgia
Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Sebab-sebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
• Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)
Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.


• Dismenorea
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Klasifikasi
1. Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan. Sebab : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi). Etiologi : nyeri haid dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil. Terapi : psikoterapi, analgetika, hormonal.
2. Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis, retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium. Terapi : causal (mencari dan menghilangkan penyebabnya).











PENUTUP






















DAFTAR PUSTAKA
Adobe Reader-[cdk_133_obstertri_dan_ginekologi.pdf]. Junizar, Galya, dkk, 2001. Pengobatan Dismenore Secara Akupuntur. KSMF Akupunktur Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Ciptomangunkusumo. Jakarta.
Adobe Reader-[Amenorea.pdf].
Bagian Obstetric dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1981. Ginekologi. Elstar Offset, Bandung.
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. EGC. Jakarta.
Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.
Sarwono, 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Scoot, J. 2002. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta, Widya Medika.

1 komentar:

  1. Gambling casino: What to look for in a casino - DrmCD
    The casino is all about luck, and there are 속초 출장샵 a lot 양산 출장안마 of casinos around 대전광역 출장마사지 the 목포 출장마사지 world 여주 출장샵 that offer casino games to the most out of

    BalasHapus